Suku Mandar yang mendiami daerah Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), memiliki bahan makanan khas suku Mandar yang disebut tai minna. Ini adalah cairan yang dihasilkan oleh proses pembuatan minyak kelapa.
Selain memiliki aroma yang harum, tai minna buatan tangan masyarakat Mandar ini juga tahan bertahun-tahun. Karena keunikannya, tai minna banyak digunakan untuk membuat sambal atau dicampur ke dalam makanan sehari-hari. Penduduk setempat menggunakan proses tradisional untuk mendapatkan tai minna. Pembuatan tai minna harus dilakukan dengan higienis dan bahan yang terjaga kebersihannya.
Awalnya, kelapa yang dipanen langsung dari ladang adalah kelapa tua. Kelapa tersebut kemudian dikupas dan langsung diparut. Setelah itu, santan yang dihasilkan dimasak untuk memisahkan air dan santannya.
Setelah melalui proses memasak, yang tersisa hanyalah santan. Bahan santan kemudian diangkat dan didinginkan. Kemudian, kata dia, santan dipanaskan dalam wajan di atas kompor dengan api sedang. Perapian masih dengan cara tradisional dengan menggunakan ikat kelapa dan menambahkan sedikit kayu bakar. Wajan yang bersih dan api sedang harus dijaga karena akan mempengaruhi kualitas tai minna yang akan disiapkan.
Selama santan sedang dalam proses menggoreng dalam wajan dengan api sedang, selama itu santan terus diaduk, jangan sampai lalai sedikit pun. Karena yang dihindari adalah adanya santan kental yang kemudian terbakar dan kemudian mempengaruhi kualitas tai minna.
Dalam proses mengaduk dalam panci, santan terus diaduk sampai benar-benar kering dan mengeras. Kemudian ditambahkan irisan daun pandan dan gulungan kecil daun pisang yang sudah berwarna kuning. Dua bahan inilah yang membuat tai minna dikenal karena aromanya yang harum dan tahan lama.
Untuk menghasilkan tai minna yang diinginkan, proses penggorengan tidak boleh lebih dari tiga jam. Karena jika lebih dari itu bisa mempengaruhi rasa dan aroma tai minna. Beberapa di antaranya akan terasa pahit karena ada bahan bahan yang sudah gosong.