Kesenian Tradisional Pakkacaping, Sebuah Bentuk Sastra Lisan di Tanah Mandar

Photo by Kantor Ombudsman RI Sulbar on Facebook

Apa itu Pakkacaping?

Pakkacaping adalah sebuah pertunjukan seni tradisional dari wilayah Mandar yang ditampilkan di bebagai acara seperti pernikahan, sunat dan acara tradisional lainnya. Pakkacaping merupakan tradisi orang Mandar dalam bentuk sastra lisan. Tidak diketahui pasti, karena tidak ada data otentik, kapan dan di mana tradisi pakkacaping dimulai, yang jelas adalah bahwa seni tradisional ini merupakan akulturasi budaya Arab dan budaya India yang lahir di Tanah Mandar.

Pada pertunjukan pakkacaping, instrumen yang digunakan adalah kecapi (kacaping) berbentuk seperti gitar tetapi agak panjang dan ramping dan hanya memiliki dua tali, minimal 4 personil yang terdiri dari 2 pemegang instrumen dan 2 lainnya adalah penyanyi.

Busana yang digunakan untuk pakkacaping ini adalah pakaian, celana, topi atau syal, sedangkan untuk gadis yang duduk di pakaian pokko, sarung sutra dan aksesoris pakaian Mandar dianggap perlu.

Tradisi pakkacaping dikatakan sudah lama sebagai tempat untuk membawa perempuan ke kerumunan dan pada saat yang sama digunakan sebagai tempat untuk perkenalan atau pertunjukan antara saudara yang belum pernah bertemu sebelumnya.

Perkembangan Pakkacaping di Zaman Modern

Dalam perjalanannya Pakkacaping di Tanah Mandar tampaknya meredup ke zaman modern, seolah-olah untuk menunjukkan bahwa seni pertunjukan ini tampaknya memenuhi puncak peradabannya. Sampai saat ini pakkacaping sudah bisa dihitung jari.

Karena itu, sebagai generasi kita khususnya di Sulawesi Barat harus dapat membangkitkan cinta kita untuk budaya kita sendiri agar tidak terisolasi di tanah kita sendiri. Pakkacaping seharusnya tidak lagi dilakukan oleh tuan yang ada di Tanah Mandar kita ini, setidaknya generasi muda seharusnya muncul di depan dengan tongkat pokok sebagai pewaris sejati Pakkacaping.
Lebih baru Lebih lama