Isi Perjanjian Saq-adawang Suku Mandar


Latar belakang diadakannya Perjanjian Saq-Adawang yang juga dikenal dengan Assamaturuanna tomalluluareq di Sendana, adalah pemindahan ibu kota kerajaan Sendana dari Saq-adawang (sebuah gunung di sebelah timur Puttada) ke Podan (daerah pesisir pantai yang masuk daerah desa Sendana sekarang), dengan alas an bahwa pada saat itu daerah pesisir sudah dianggap cukup aman.

Sejak saat itulah, ibu kota kerajaan Sendana pindah ke daerah pesisir pantai. Puatta di Saq-adawang turun ke Podang sebagai pengampuh pemerintahan, sedangkan kakaknya yang bernama Iputtaqdaq tinggal sebagai pengampuh adat di Saq-adawang (kelak ketika wafat, tempat pemakamannya diabadikan dengan namanya dan itulah daerah adat dalam status Pappuangang yang sampai sekarang dikenal dengan nama Puttada.

Di Podang, Puatta di saq-adawang dikenal dengan gelar Puatta di Podang dalam jabata Paqbicara Kayyang.

Namun setelah Belanda datang, ibu kota kerajaan Sendana di pindahkan ke Somba (kelurahan Mosso sekarang) dan susunan serta tata cara pemerintahan tradisional menjadi kacau. Intervensi pemerintah Belanda mengacaukan tatanan dan mekanisme pemerintahan kerajaan. Para raja dan hadat yang tidak mau tunduk pada Belanda disingkirkan lalu digantikan dengan orang-orang yang sebenarnya yang tidak pantas menduduki jabatan tersebut.

Perjanjian Saq-adawang terjadi pada sekitar abad X masehi dengan pihak-pihak yang terlibat yaitu :
  1. Iputtaqdaq, putra raja Sendana yang pertama.
  2. Daeng Palulung
  3. Tomesaraung Bulawang
  4. Puatta di saq-adawang, adik kandung Iputtaqdaq

Perjanjian Saq-adawang


Secara lengkap, dalam lontar Pattappingang Mandar dijelaskan tentang latar belakang diadakannya perjanjian atau kesepakatan ini.

Assamaturuanna Tomalluluareq di Saq-Adawang.

Apa digenaq diq-e tepumi salassaq, meanaq tomi tia Tomesaraung Bulawang, tommuane napeanangang iyamo nisanga Iputtaqdaq. Meanaq bomi mesa nigallarmi pattae di Saq-adawang, Puatta di Saq-adawang. Meanaq bomi mesa towaine iyamo nisanga Petta pance. Apa gannaqmi appeq anaqna, daqdua tommuane daqdua towaine mesa indo mesa ama. Mesa anaq tommuane iyamo nisanga Iputtaqdaq, iya tomo tia bijanna adaq di Puttaqdaq. Adaq di Puttaqdaq mangaji kali Puttaqdaq. Nauamo kakanna onisanga Iputtaqdaq maq-ua ; Naummoq-o di biring bondeq luluareq Puatta Isaq-adawang apaq naupakayyangoq-o naung, maq-ala adaq-i tau, nauamo adaq kayyang oniuanang Paqbicara kayyang di Sendana.

Terjemahan :

Kemudian lengkaplah keraton di Saq-adawang, beranak pulalah Tomesaraung Bulawang, seorang putra yang diberi nama Iputtaqdaq. Melahirkan lagi satu digelarlah Pattae di saq-adawang atau Puatta di Saq-adawang. Melahirkan lagi satu perempuan dialah diberi nama Indara, melahirkan lagi satu perempuan dialah yang diberi nama Patta Panceq. Maka cukuplah empat orang anaknya, dua laki-laki dan dua perempuan seibu sebapak. Satu anak laki-lakinya yang bernama Iputtaqdaq, dialah juga yang menurunkan keturunan adat di Puttaqdaq, adat di Puttaqdaq mengaji kali Puttaqdaq. Maka berkata kakaknya yang bernama Iputtaqdaq ; Turunlah ke wilayah pesisir pantai wahai saudaraku Puatta Isaq-adawang. Saya akan besarkan engkau di sana. Kita akan bentu Hadat. Saya akan menjadikan engkau hadat besar yang bergelar Paqbicara Kayyang di Sendana.
 ****


Daftar Kepustakaan


Abdul Muttalib ; Kamus Bahasa Mandar – Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI, Jakarta 1977.

Ibrahim, MS ; Himpunan Catatan Sejarah Pitu Ulunna Salu – Hasil Seminar Sejarah Mandar X, Tinambung Polmas 1977.

H. Saharuddin ; Mengenal Pitu Baqbana Binanga Mandar Dalam Lintas Sejarah Pemerintahan Daerah di Sulawesi Selatan – CV Mallomo Karya Ujung Pandang 1985.

Ahmad Sahur ; Nilai-Nilai Budaya dalam Sastra Mandar – Fakultas Sastra Unhas Ujung Pandang 1975.

Drs. Suradi Yasil dkk ; Kalindaqdaq dan Beberapa temanya – Balai Penelitian Bahasa, Ujung Pandang 1982

Drs. Suradi Yasil dkk ; Inventarisasi Transliterasi Penerjemahan Lontar Mandar – Proyek IDKD Sulsel 1985.

A.M.Mandra ; Caeyana Mandar – Yayasan Saq-Adawang Sendana 1987

A.M.Mandra ; Buraq Sendana (kumpulan Puisi Mandar) – Yayasan Saq-Adawang Sendana 1985.

A.M.Mandra ; Beberapa Kajian Tentang Budaya Mandar Plus jilid I,II dan III – Yayasan Saq-Adawang, 2000.

Abd.Razak, DP ; Sejarah Bone – Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan, Ujung Pandang 1989.

Sumber Data

  1. Sumber tertulis ;
  2. Lontar Balanipa Mandar
  3. Lontar Sendana Mandar
  4. Lontar Pattappingang Mandar
  5. Lembar Perjanjian kuno
  6. Naskah-naskah Seminar Budaya Mandar

Sumber Wawancara

  1. H. Abdul Malik Pattana Iyendeng – Sesepuh, Sejarawan dan Budayawan Mandar
  2. Abd. Azis Puaqna Itima – Sejarawan, Budayawan Mandar
  3. Puaq Tanniagi – Sejarawan Budayawan Mandar
  4. Paloloang Puanna Isinung – Budayawan Mandar
  5. Puaq Rama Kanne Cabang – Budayawan Mandar
  6. Daeng Matona – Hadat Pamoseang
  7. Jabirung – Soqbeqna Indona Ralleanaq

Editor

  1. Adi Ahsan, S.S.M.Si.
  2. Opy. MR.
Lebih baru Lebih lama