Mengenal Tradisi Antama Balla pada Masyarakat Bugis Makassar


Tradisi antama balla adalah tradisi masih sering melakukannya Suku Bugis Makassar di Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, yang sudah menjadi tradisi nenek moyang kita dari masa lalu hingga saat ini itu masih dilakukan dari generasi ke generasi. Seseorang yang telah membangun rumah baru. tapi itu belum memenuhi tradisi Anda dapat mengatakan bahwa pemiliknya rumah tersebut tidak memiliki rumah secara resmi, karena mereka harus melakukan beberapa prosesi untuk memasuki rumah baru.

Dalam proses pelaksanaan tradisi antama balla saya harus merogoh kocek sedikit tahapan, mulai dari persiapan, yaitu tahapan awal yaitu accini allo (pilihan hari ini baik), buritta (mengundang kerabat keluarga), menyiapkan alat dan bahan. Tahap implementasi selanjutnya adalahtermasuk appasili balla (menyucikan rumah), akkaliling balla (berjalan house), nganre-nganre (makan bersama), sampai tahap terakhir yaitu barazanji. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

Tahapan Tradisi Antama Balla pada Masyarakat Bugis Makassar

1. Tahapan Awal

Accini Allo (Pilihan hari)


Suku Makassar Bugis merupakan suku yang masih meyakini bahwa dalam kurun waktu tertentu terdapat berbagai momen yang dianggap baik dan sakral dalam melakukan prosesi upacara adat yang dipercaya dapat menambah tuah dan mata pencaharian suatu individu atau kelompok suku. , dimulai dengan berbagai persiapan termasuk menentukan hari baik untuk memasuki rumah baru. Sebelum menentukan hari penempatan, balla panrita yang dianggap lebih paham cara memilih hari baik, akan berkomunikasi terlebih dahulu.

Buritta (Undangan dari kerabat dan kerabat dekat)


Selain itu, ketika hari baik ditentukan, tuan rumah melakukan buritta untuk memanggil kerabat terdekat, baik keluarga maupun tetangga, untuk menghadiri tradisi Balla Antama. Dalam proses memasuki rumah baru, pemilik rumah mengajak masyarakat sekitar untuk mengikuti tradisi antama balla. Penyelenggara mengundang orang-orang yang lebih dikenal dengan bahasa lokalnya yaitu buritta, dalam hal ini pemilik rumah mem-buritta-i dari masyarakat setempat, biasanya lima hari sebelum acara ini berlangsung, kegiatan mem-buritta-i ini dilakukan. keluar oleh wanita atau ibu-ibu yang biasanya wanita yang memakai kerudung dan sarung, yang notabene berasal dari lingkungan keluarga dekat pemilik rumah, seorang wanita yang membantu mengajak masyarakat sekitar sebagai wakil dari pemilik rumah. rumah sebelum acara.

Persiapan alat dan bahan pelaksanaan tradisi Antama Balla


Saat diadakan acara adat antama balla, berbagai persiapan, berbagai alat dan bahan harus disiapkan untuk disediakan oleh penyelenggara, terdiri dari:
  1. Jajjakkang terdiri dari nasi, lilin merah, dan uang.
  2. Pasa'bi adalah bahan yang akan diberikan pada saat melakukan prosesi antama balla sebagai wujud syukur kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dengan memasang berbagai sesaji, antara lain pisang, gula merah dan kelapa.
  3. Daun appassili terdiri dari empat jenis, yaitu daun ta'baliang, daun passili, daun rappocidu, dan daun maling-maling yang disatukan.
  4. Kalumping adalah daun sirih yang terlipat
  5. Bente adalah benih popcorn berbahan dasar beras.
  6. Kue tradisional yang akan disajikan adalah sejenis kue dan makanan tradisional yaitu Umba-umba, kue lapis, songkolo hitam putih dan air putih, yang disimpan di atas nampan pada saat tradisi antama balla. 
Mengenai bahan makanan untuk dibaca dan dibaca, terdapat makanan khas yang disajikan selama pelaksanaan tradisi antama balla yaitu masakan seperti ayam, nasi putih, daging dan ketupat tidak harus disediakan untuk dibaca di ammaca- maca sesuai dengan kemampuan keluarga menyiapkan tradisi antama balla.

Tahap proses implementasi tradisi Antama Balla


Pada hari yang telah ditentukan, mereka yang ingin memasuki rumah baru bersiap untuk mengikuti prosesi antar balla yang diawali dengan beberapa tahapan, di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Appasili Balla (Pembersihan Rumah) Pemilik rumah menyiapkan daun passili, yaitu daun khusus yang umumnya ditanam atau disimpan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Daun appassili terdiri dari empat jenis yaitu daun nangka, daun malingmaling, daun passili dan daun ta'baliang yang kemudian disimpan dalam pammaja / panci berisi air yang telah disiapkan di depan pintu rumah, panritaballa ada di dalam tugas mendoakan rumah. Panrita balla duduk di depan pintu seberang pammaja / wajan yang telah diisi air dan uang logam kemudian diberi daun passili kemudian didoakan.
  2. Akkaliling Balla (Memutar balik rumah) Setelah appasili selesai, panrita balla memanggil nyonya rumah untuk masuk ke rumah barunya, tetapi sebelum masuk, panrita balla membacakan doa di depan pintu dan kemudian panrita balla membawa bente untuk disebarkan di sekitar rumah Sementara disusul istri, suami, dan anak, asalkan nyonya rumah harus memegang kelapa dan gula merah saat berkeliling rumah sebanyak tiga kali, seperti orang berputar-putar dari Ka'bah diikuti suami dan anak-anaknya dipandu panrita balla.
  3. Nganre-nganre (Makan Bersama) Jalannya tradisi ini saat dilakukan ammaca-maca seluruh peserta tradisi yang hadir akan dipersilakan untuk makan, karena merupakan bentuk rasa syukur dari pemilik rumah. kepada orang-orang yang mereka hadiri di rumah baru itu.
Lebih baru Lebih lama