Mengubah Musibah Menjadi Sebuah Karya dalam Pandemi Virus Corona

Photo by Siasat Partikelir
Jika pandemi sekarang dianggap sebagai bencana, bagaimana jika kita membuatnya menjadi sebuah karya? Seperti yang dilakukan beberapa lembaga di luar negeri, di mana mereka secara aktif mengumpulkan foto, wawancara lapangan, dan survei skala besar untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana virus Corona memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara yang sama dengan museum tsunami di Aceh, untuk menceritakan bagaimana peristiwa itu terjadi dan bagaimana suasana kehidupan pada saat bencana terjadi. Mirip dengan apa yang dilakukan oleh Museum Nasional Finlandia untuk menceritakan bagaimana pandemi ini terjadi.

Photo by kansallismuseo on Instagram
Dilansir dari The New York Times, National Museum of Finland telah menunjuk kurator dan peneliti untuk mengawasi pandemi ini. Harapannya, di masa depan, mereka dapat mengadakan pameran yang membahas krisis kesehatan seperti yang terjadi sekarang.

Selain itu, lembaga-lembaga di Denmark, Slovenia, dan Swiss juga telah melakukan ini dan menemukan metode mereka sendiri untuk mendapatkan informasi dari warga. Tidak hanya informasi verbal, tetapi mereka juga mengumpulkan barang-barang yang telah disentuh oleh orang yang terinfeksi virus ini.

Maria Hagstrup, seorang kurator dari Museum Vesthimmerlands di Denmark Utara telah mendokumentasikan epidemi ini. Dia dan rekan-rekannya telah mengambil foto seperti jalan-jalan kosong, toko-toko tertutup, dan gerakan physical distancing yang dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus ini.

Museum Nasional Denmark juga memisahkan beberapa "artefak digital" dan meminta sejumlah penduduk untuk mengisi kuesioner tentang bagaimana mereka menangani pandemi ini.

Dengan hasil dokumentasi ini, kami akan memberi tahu generasi berikutnya bahwa seluruh dunia telah merasakan dampak pandemi ini. Tidak lagi dianggap sebagai bencana, tetapi pandemi ini akan menjadi sejarah dalam kehidupan hampir semua orang.
أحدث أقدم